Kamis, 09 Oktober 2008

BANGUNAN PENGENDALI BANJIR

     Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.
     Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.
     Pendekatan hidrologi dalam sistem DAS telah banyak memberikan jasa bagi perencanaan bangunan air. Berdasarkan prinsip hidrograf satuan, beberapa peneliti telah menghasilkan model-model Hidrograf Satuan Sintetis (model-model HSS), beberapa di antaranya yaitu HSS Snyder (lokasi penelitian di USA, 1938), HSS Nakayasu (lokasi penelitian di Jepang, 1948), dan HSS Gama I (lokasi penelitian di Pulau Jawa, 1985). Keseluruhan model pendekatan tersebut juga berguna untuk pengendalian banjir yang mungkin terjadi di sebuah sungai.
      Beberapa bangunan pengendali banjir dan transpor sedimen yang ada di Indonesia pada umumnya terdapat di Pulau Jawa dengan jumlah penduduk yang banyak dan kepadatan yang tinggi. Mengatasi masalah banjir di Indonesia sampai saat ini masih bertumpu pada upaya yang bersifat struktur, yaitu berupa kegiatan fisik yang berada di sungai (in-stream). Tujuannya melindungi dataran banjir yang telah berkembang menjadi kawasan pemukiman, agar masalah banjir menjadi berkurang. Upaya mengatasi masalah banjir dan genangan hanya bertujuan memperkecil kerugian atau bencana yang ditimbulkan oleh banjir (flood damage mitigation).
Bangunan yang dipakai untuk pengendali banjir di antaranya:
      1. Waduk 
     Pengendalian banjir di suatu DPS yang telah terbangun di Kali Brantas, ditentukan dari usaha melakukan konservasi potensi air permukaan yang tersedia secara alami melalui pengelolaan tampungan permukaan dan proses mendistribusikan air yang tersedia sesuai kebutuhan.Pengendalian banjir melalui waduk dapat dilakukan dengan cara menahan/ menampung sementara debit banjir di dalam waduk, selanjutnya air dilepas setelah keadaan debit di hilir memungkinkan, atau pada saat di hilir membutuhkan tambahan debit air.
      2. Tanggul
Upaya pengendalian banjir dapat juga dilakukan dengan cara meningkatkan/menambah kapasitas penampang sungai melalui peninggian tanggul. Peninggian tanggul disamping untuk meningkatkan kapasitas penampang sungai juga melindungi daerah kanan/ kiri sungai terhadap kemungkinan terjadinya luapan banjir.
      3.Diversion/ Flood way/ Shortcut
Floodway adalah suatu kanal pengelak banjir, yaitu suatu saluran yang berfungsi untuk menguragi beban/ volume banjir suatu daerah untuk kemudian dialirkan ke suatu daerah yang aman (laut).

Komentar Facebook Anda

My Latest Post

I WANT THIS!!!

I WANT THIS!!!
Help Me to be JAZZY

I'm Yours JASON MRAZ

Winamp Player