Banyak hal yang harus diperbaiki dalam kehidupan kita bermasyarakat. Jika saat ini masyarakat kita sangat mudah untuk terprovokasi. Mulai dari kalangan atas hingga kalangan bawah. Para pemimpin yang ada tidak mencerminkan pemimpin yang layak dicontoh, semua ingin mendahulukan kepentingan pribadi, kelompok, ataupun golongan.
Masyarakat belajar dari apa yang mereka lihat. Kita tidak kekurangan orang pintar, masyarakat sudah ‘pintar’ dengan melihat pemimpinnya saja. Banyak dari masyarakat kita yang memiliki keterampilan dan pendidikan yang bagus, tapi tidak ditunjang dengan interprestasi bagus dari pemerintah yang memperkerjakan sehingga tidak dihargai sebagaimana mestinya.
Perilaku pemimpin kita saat ini mulai kehilangan arah dan panduan kepemimpinan. Bagi pemimpin perusahaan atau kepala bagian di instansi pemerintah hamper selalu menerapkan tradisi ‘sunat’ sana ‘sunat’ sini. Yang bukan haknya diambil dengan seenaknya sedangkan kewajiban tidak dikerjakan dengan sebenar-benarnya.
Dari tingkat sekolah dasar kita sudah diajari mana yang merupakan hak dan mana yang merupakan kewajiban. Mungkin anak SD lebih paham mana yang mesti didahulukan seandainya mereka jadi pemimpin, tetapi pertanyaannya ‘Apa masuk akal anak SD memimpin kalangan doctor, magister ataupun sarjana yang sudah bertumpah ruah di negeri ini?’
Kita tidak kekurangan orang pintar. Mungkin orang pintar di Indonesia lebih banyak dari orang bodohnya. Orang bodoh pun sebenarnya bukan lah orang bodoh seperti pemahaman kita, mereka hanya belum tahu, sebuah ilmu belum sampai kepada mereka. Yang paling banyak kita butuhkan adalah pemimpin yang bermoral, berakhlak baik, menyimpan rasa takut untuk melakukan kesalahan, berani membela yang benar, tidak menutupi kesalahan dan yang terpenting menjalankan hak dan kewajibannya dengan baik.
Untuk apa kita memiliki harta banyak tetapi menjadi hujatan orang? Semua hanyalah titipan semata, tidak ada yang akan bertahan. Banyak rakyat miskin akibat perampokan oleh penguasa, kebijakan yang ditetapkan hanya untuk kesenangan orang lain, bukan kebijakan yang ditujukan bagi kemakmuran masyarakat. Kita harus khawatir karena para pemimpin tidak lagi berpihak pada masyarakat. Tokoh masyarakat pun sudah mulai belajar dari tindakan negatif yang dilakukan pemimpin di atasnya.
Mudah untuk meniru yang jahat, tetapi sangat sulit untuk menjadi baik. Belajar lah dari kesalahan yang pernah kita lakukan atau kita lihat, perbaiki perilaku kita. Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal yang kecil dan mulai dari saat ini juga untuk berbuat baik. Tidak banyak orang mampu untuk berbuat baik, hanya orang yang peka dan perduli pada lingkungannya yang mampu berbuat baik. Uang telah menjadi penguasa di negeri ini, segalanya harus diukur dengan uang. Sungguh memprihatinkan. Untuk para pemimpin bangsa ini semoga ada jalan keluar untuk tetap yakin dan berada di jalan yang benar dalam menjaga amanah yang telah diberikan.
MUDAH-MUDAHAN BERMANFAAT
Klik Disini Untuk Download DOKUMEN ini!
Masyarakat belajar dari apa yang mereka lihat. Kita tidak kekurangan orang pintar, masyarakat sudah ‘pintar’ dengan melihat pemimpinnya saja. Banyak dari masyarakat kita yang memiliki keterampilan dan pendidikan yang bagus, tapi tidak ditunjang dengan interprestasi bagus dari pemerintah yang memperkerjakan sehingga tidak dihargai sebagaimana mestinya.
Perilaku pemimpin kita saat ini mulai kehilangan arah dan panduan kepemimpinan. Bagi pemimpin perusahaan atau kepala bagian di instansi pemerintah hamper selalu menerapkan tradisi ‘sunat’ sana ‘sunat’ sini. Yang bukan haknya diambil dengan seenaknya sedangkan kewajiban tidak dikerjakan dengan sebenar-benarnya.
Dari tingkat sekolah dasar kita sudah diajari mana yang merupakan hak dan mana yang merupakan kewajiban. Mungkin anak SD lebih paham mana yang mesti didahulukan seandainya mereka jadi pemimpin, tetapi pertanyaannya ‘Apa masuk akal anak SD memimpin kalangan doctor, magister ataupun sarjana yang sudah bertumpah ruah di negeri ini?’
Kita tidak kekurangan orang pintar. Mungkin orang pintar di Indonesia lebih banyak dari orang bodohnya. Orang bodoh pun sebenarnya bukan lah orang bodoh seperti pemahaman kita, mereka hanya belum tahu, sebuah ilmu belum sampai kepada mereka. Yang paling banyak kita butuhkan adalah pemimpin yang bermoral, berakhlak baik, menyimpan rasa takut untuk melakukan kesalahan, berani membela yang benar, tidak menutupi kesalahan dan yang terpenting menjalankan hak dan kewajibannya dengan baik.
Untuk apa kita memiliki harta banyak tetapi menjadi hujatan orang? Semua hanyalah titipan semata, tidak ada yang akan bertahan. Banyak rakyat miskin akibat perampokan oleh penguasa, kebijakan yang ditetapkan hanya untuk kesenangan orang lain, bukan kebijakan yang ditujukan bagi kemakmuran masyarakat. Kita harus khawatir karena para pemimpin tidak lagi berpihak pada masyarakat. Tokoh masyarakat pun sudah mulai belajar dari tindakan negatif yang dilakukan pemimpin di atasnya.
Mudah untuk meniru yang jahat, tetapi sangat sulit untuk menjadi baik. Belajar lah dari kesalahan yang pernah kita lakukan atau kita lihat, perbaiki perilaku kita. Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal yang kecil dan mulai dari saat ini juga untuk berbuat baik. Tidak banyak orang mampu untuk berbuat baik, hanya orang yang peka dan perduli pada lingkungannya yang mampu berbuat baik. Uang telah menjadi penguasa di negeri ini, segalanya harus diukur dengan uang. Sungguh memprihatinkan. Untuk para pemimpin bangsa ini semoga ada jalan keluar untuk tetap yakin dan berada di jalan yang benar dalam menjaga amanah yang telah diberikan.
MUDAH-MUDAHAN BERMANFAAT
Klik Disini Untuk Download DOKUMEN ini!
Comment Form under post in blogger/blogspot